Jumat, 08 Juni 2012

Prestasi Anak Jeblok? Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

Orang tua ingin anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan berprestasi. Tidak mengherankan jika banyak orang tua yang memberi rangsangan begitu banyak sampai melebihi kemampuan anak. Namun, apa yang terjadi jika prestasi anak menurun? Apakah orangtua akan marah-marah bahkan menghukumnya berlebihan?

Psikolog Elly Risman Musa menilai bila prestasi anak menurun, jangan buru-buru menjatuhi hukuman. Lebih baik carilah penyebab buruknya nilai anak. Apakah karena kemampuan membaca yang kurang atau karena kurang latihan?  Perhatikan pada pelajaran apa nilai-nilainya buruk. Pada pelajaran matematika saja, bahasa dan IPA, atau pada seluruh mata pelajaran? Pemahaman ini penting bagi orang tua agar orang tua dapat menentukan perlakuan apa yang harus dia lakukan.

Apabila nilai matematika yang buruk tetapi pelajaran lain nilainya bagus mungkin anak mengalami kesulitan matematika yang buruk mungkin anak mengalami kesulitan matematika atau berhitung (diskalkulia). Jika nilai matematikanya bagus tetapi pada pelajaran lain yang membutuhkan pemahaman bahasa atau membaca buruk bahkan anak sering salah membaca, mungkin dia mengalami kesulitan membaca (disleksia).

Untuk menentukan apakah anak mengalami salah satu dari kesulitan itu perlu dilihat juga konsistensi kesalahan dan hasil kerjanya. Untuk memastikan, perlu membawa anak  ke psikolog. Kemungkinan lain yang dapat menjadi buruknya nilai anak apakah karena daya ingat anak yang kurang atau karena anak tidak dilatih untuk menghafal pelajaran yang sudah dapat di sekolah.

Orang tua, lanjut Elly, perlu membantu anak mengingat kembali informasi yang pernah masuk ke dalam sistem ingatannya dengan membaca kembali pelajaran yang baru diberikan oleh guru atau menanyakan materi yang baru diperolehnya dengan melakukan tanya jawab. Berbagai strategi menguatkan ingatan dapat dilakukan. Misalnya, dengan meminta anak mengerjakan soal-soal latihan yang ada di buku sehingga ketika ulangan ia sudah memiliki jawaban yang benar atau ibu dapat membeli buku bank soal di toko buku. Latih anak dengan contoh-contoh soal yang serupa agar pemahaman pada bab yang sedang dipelajari menjadi baik.

Tindakan memarahi hanya akan memperburuk kondisi anak. Perasaan sedih karena dimarahi akan memengaruhi konsentrasi anak. Dia akan tumbuh menjadi anak pemurung dan memiliki konsep diri yang negatif konsekuensinya dia akan sulit memahami pelajaran berikutnya. Nilainya akan buruk dan ibu akan kembali memarahinya. Pada akhirnya anak menjadi tidak bersemangat ke sekolah dan nilainya terus menurun.

Hal lain yang perlu dibenahi adalah disiplin belajar anak. Tentukan waktu belajar yang disepakati oleh anak. Temani anak belajar dan beri penguatan dengan makanan ringan atau susu. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Atur pencahayaan yang baik. Tidak ada anak lain atau anggota lain yang menonton TV pada saat anak belajar. Terutama pada anak yang rentang perhatiannya pendek. Hindari anak dari aktivitas yang menguras energinya seperti berlari-lari dan menonton TV. TV dapat menjadi penyebab kesulitan belajar pada anak-anak.

Perhatian dan kasih sayang orang tua dapat membantu meningkatkan prestasi anak. Anak yang merasa kesepian atau merasa diabaikan akan tumbuh menjadi anak pemurung dan tidak berprestasi di sekolah. Ia hanya akan melakukan hal-hal yang dapat menarik perhatian orang tuanya dengan cara yang salah, misalnya dengan nilai buruk, sehingga orang tuanya kaget dan meluangkan waktu untuk menemaninya belajar.

Sumber : Republika


Jangan Lupa Share Prestasi Anak Jeblok? Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua ke Temenmu :)
Share/Bookmark

Baca Juga :

0 comments:

Posting Komentar

Mohon laporkan apabila ada gambar rusak, link mati atau salah penulisan sumber di kolom komentar dibawah ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More