Minuman sarsaparilla mungkin hanya bisa ditemukan di Yogyakarta. Minuman berwarna ungu kecoklatan ini pada masa lalu pernah menjadi minuman favorit kaum bangsawan Yogyakarta. Maklum, kala itu minuman jenis ini memang berharga relatif mahal. Minuman rasa sarsaparilla ini kini semakin sulit didapatkan di Yogyakarta karena produk ini kalah bersaing dengan jenis-jenis atau produk minuman baru seperti coca cola dan sejenisnya.
Dulu di Yogyakarta setidaknya dikenal tiga produsen atau pabrik minuman rasa sarsaparilla, yakni Hercules, Manna, dan Jangkar. Pada masanya ketiga-tiganya memperoleh kejayaannya. Kini hanya tinggal Manna sajalah yang masih berproduksi. Itu pun dalam jumlah yang terbatas. Manna juga mengembangkan jenis minuman lain yakni yang berasa sirsak dan teh botol.
Minuman rasa sarsaparilla ini pada masanya sering menjadi minuman khusus untuk orang yang memiliki hajat tertentu, misalnya sunatan, pengantenan, atau tetesan. Minuman jenis ini sengaja dibeli dan hanya disuguhkan bagi anak yang disunat, orang yang menjadi pengantin, atau anak yang tengah di-tetesi. Hal itu dilakukan untuk menyenangkan hati orang yang tengah menjalani upacara atau tatacara tersebut. Maklum, jenis minuman ini pada zamannya merupakan jenis minuman elit yang mungkin membawa gengsi sosial tertentu pada konsumennya. Sama halnya mungkin, dengan ayam goreng produk Amerika yang membanjiri Indonesia saat ini atau jenis makanan Eropa yang juga marak di Indonesia. Sekalipun mahal harganya orang tetap membeli karena dianggap modern, berkelas, dan simbol kemajuan.
Minuman rasa sarsaparilla jika kecap di lidah akan terasa semriwing, manis namun tidak sangat manis, aromanya pun khas-sarsaparilla yang bagi orang Jawa (Indonesia) mungkin dirasakan sebagai beraroma obat atau jamu. Minuman jenis ini dipercayai memberikan efek bersendawa (glegekan) bagi orang yang meminumnya. Oleh karenanya minuman rasa sarsaparilla ini dipercaya mampu menyembuhkan masuk angin atau gejala flu awal.
Rasa semriwing sarsaparilla juga memberi efek lega di rongga dada dan rongga hidung. Barangkali hal ini memang menjadi sifat khas sarsaparilla. Sarsaparilla sendiri adalah nama jenis herbal yang dalam bahasa Latinnya dinamakan Smilax aristolochiaetolia. Jenis perdu berbunga ini mengandung vitamin A, B, C, D, dan B Kompleks. Di samping itu juga mengandung kalsium dan zat besi. Kandungan zat-zat semacam itu sering dipercaya dapat melancarkan air kencing, obat awet muda, memberi energi, mengurangi jerawat, menyembuhkan pilek, batuk, dan demam.
Menurut Mbah Karno yang masih setia memproduksi minuman rasa sarsaparilla di pabrik minuman Manna, minuman sarsaparilla ini juga mengandung minyak adas yang memberi efek lega dan hangat di dalam rongga dada dan perut. Mbah Karno juga menuturkan bahwa esense sarsaparilla kini mulai sulit didapatkan. Dulu, ketika zaman jaya-jayanya esense sarsaparillakhusus didatangkan dari Australia. Itu pun kalau belum menjadi pelanggan tidak akan dilayani. Demikian tutur Mbah Karno yang sudah sejak 1949 ikut bekerja di pabrik minuman Manna yang beralamatkan di Jl. Dagen No. 60 Yogyakarta ini.
Dulu di masa jayanya, yakni pada tahun-tahun sebelum 1960-an pabrik minuman Manna dengan produksi andalan minuman rasa sarsaparilla yang dirintis oleh Kho Hoo Ing dan Tan Boo Iet bisa memproduksi ribuan botol sarsaparilla dalam sehari. Kini produksi itu itu tinggal ratusan botol saja dalam sehari. Bahkan kadang-kadang produksinya tidak selalu rutin dilakukan setiap hari.
Minuman jadul produk Yogyakarta ini memang terasa unik. Minuman modern belum ada yang dapat menyamai citarasanya. Semriwing, kemnrenyes di lidah, manis lembut, berwarna pekat ungu kecoklatan, beraroma agak menyengat seperti ramuan berbagai rempah, dan memberikan efek hangat di rongga dada, perut, dan hidung. Penasaran ingin mencicipi??
Jangan Lupa Share Sarsaparilla, Minuman Khas Yogyakarta yang Mulai Langka ke Temenmu :)
0 comments:
Posting Komentar
Mohon laporkan apabila ada gambar rusak, link mati atau salah penulisan sumber di kolom komentar dibawah ini.