Kita semua tahu kalau tidak sopan berbicara dengan mulut penuh atau meletakkan siku di meja. Tapi apakah Anda memesan cappuccino setelah makan siang? Atau menenggak segelas wine merah saat makan ikan? Simak etiket makan yang mungkin sudah kita langgar.
Memesan cappuccino setelah jam makan siang
Anda mungkin tidak bermaksud apa-apa saat memesan kopi berbusa yang menggunakan susu dan cokelat ini setelah makan siang. Tapi untuk beberapa orang, itu tidak boleh dilakukan. Khususnya di Italia, minuman yang mengandung susu seperti itu akan memperlambat sistem pencernaan Anda setelah makan siang.
“Anda tidak boleh memiliki susu sebanyak itu di dalam perut setelah makan siang, sama seperti Anda tidak boleh meminum jus jeruk di malam hari,” tulis Dylan Jones, editor majalah GQ, di The Independent pada 2010.
Makan dari sisi sendok yang salah
“Sebuah sendok dipegang oleh tangan kanan, dan ditekan dengan jempol dan telunjuk,” ujar Debretts, pakar etiket terkemuka.
“Makanan seharusnya dimakan dari sisi sebuah sendok; tidak seharusnya langsung dibawa ke mulut.”
Dan tidak boleh juga menjilat sendok untuk menikmati sisa terakhir dari kue cokelat. Peraturan ini mungkin tidak terlalu dikhawatirkan bila berada di rumah, tapi jika Anda diundang ke istana untuk minum teh, jangan bilang saya tidak memperingatkan Anda.
Etiket jamuan yang umum menyatakan kalau Anda meminta garam, Anda harusnya juga meminta lada. Itu mungkin langkah terbaik; setidaknya hal itu membuat botol garam dan lada berada di meja yang sama supaya semua orang tahu di mana letak keduanya.
Langkah itu juga mencegah adanya situasi mengganggu ketika seseorang meminta garam dulu dan lima detik kemudian mencari lada. Tapi berapa banyak orang yang mengetahui hal ini, apalagi melakukannya saat kita makan?
Mengoleskan selai di scone sebelum menaruh krim
Cara tepat membuat teh krim menjadi perdebatan panas di Devon dan Cornwall. Di Cornwall, selainya dioleskan terlebih dahulu, dan kemudian disempurnakan dengan menaruh krim. Di Devon, krim digunakan terlebih dahulu sebelum selai.
Entah cara apa yang Anda gunakan, tradisi tetaplah tradisi: ketika berada di Roma, lakukan seperti orang Roma; dan ketika berada di Devon atau Cornwal, pastikan anda mengoleskan selai dan krim dengan urutan yang tepat.
Menaburkan keju di seafood dan ikan
Di restoran Italia, ketika memesan pasta seafood, Anda mungkin menyadari Anda tidak ditawari keju Parmesan untuk ditabur di makanan. Ini bukan sesuatu yang personal. Banyak orang — bukan hanya orang Italia — percaya bahwa ikan dan seafood seharusnya tidak dimakan dengan keju.
Tapi kemudian, anchovy (atau teri dalam bahasa Indonesia) digunakan dalam pizza yang bertabur keju mozzarella dan lasagna seafood yang penuh dengan udang dan kerang tapi dilengkapi dengan keju.
Masalahnya tampaknya muncul dari fakta kalau saus keju bisa menutupi aroma lezat dan tekstur yang dimiliki hidangan ikan. Tapi orang yang sudah memakan pie ikan berkeju atau gratin seafood dengan keju Parmesan mungkin memiliki pendapat lain.
Minum wine merah dengan ikan atau seafood
Tidak hanya etiket, ada fakta ilmiah juga yang terkait dengan peraturan yang satu ini. Pada 2009, ilmuwan Jepang menemukan fakta kalau meminum beberapa jenis wine merah sambil makan ikan atau seafood bisa membuat makanan terasa lebih amis.
Itu semua terjadi karena tingkat zat besi, yang lebih besar terdapat di wine merah dibandingkan wine putih.
Namun, jangan tinggalkan wine merah dan langsung menggantinya dengan yang putih — beberapa variasi, khususnya wine merah yang ringan atau wine rose, bisa digunakan saat mengonsumsi ikan.
Coba segelas wine merah dengan steak tuna atau salmon panggang, atau seafood yang dimasak, seperti sotong atau cumi-cumi, dengan wine merah.
Tapi pada akhirnya, ini semua tergantung selera pribadi; jika Anda ingin menikmati segelas Chianti dengan pasta udang, itu urusan Anda. Bukankah begitu?
Apakah Anda pernah melakukan kesalahan etiket makan di atas? Dan apakah itu penting?.
Sumber