Banyak dari kita yang sudah menikah pernah pacaran lebih dari satu kali. Jika hubungan Anda dengan pasangan banyak konflik dan sedang dalam kondisi kritis, CLBK bisa menggoda Anda. Apalagi mantan pacar Anda tinggal sekota. Lebih bahaya lagi jika tetangga atau rekan sekantor.
CLBK ini sering terjadi secara tidak sengaja. Kadang hanya berawal dari add friend di FB. Atau tukar-tukaran PIN BBM dan no HP. Tidak jarang pula gara gara pertemuan reuni.
Intensitas saling menyapa, just say halo rupanya bisa jadi pintu cinta lama bersemi kembali. Atau hanya sms berisi permintaan dukungan doa karena sedang sakit dsb. Malah menimbulkan rasa iba dan sayang yang membuka pintu CLBK.
Ijinkan saya membagikan dua kisah CLBK. Satunya ditolak, tapi satunya disambut.
Kasus 1: CLBK yang disambut
Ini kisah Santhy (samaran). Meski sudah beranak tiga dan usia 45 tahun, seorang yang sangat keibuaan, dan tampak cantik di usianya yang sudah tidak muda. Namun sayang Shanty bersuamikan seorang yang kasar, galak dan cuek. Suatu ketika, rumah mereka kebanjiran. Beberapa hari dia terpaksa ngungsi di salah satu apartemennya.
Saat itu, suaminya sedang berada di luar negri. Ehhh, mantan pacarnya bernama Doni (samaran) mendadak SMS. Karena Santhy kesepian, dia senang-senang aja membalas. Doni sesekali datang membawa makanan kesukaan Shanty, saat anak anak santhy berada di sekolah.
Kelembutan dan perhatian Doni kali ini menggetarkan jiwa Shanty yang memang dulunya mendambakan suami yang lembut dan kebapaan. Tapi itu tidak dia rasakan dari suaminya.
Suatu pagi saat Doni membawakan makanan dan di rumah sedang tidak ada orang, saat itu perasaan sayang Doni tak bisa dia sembunyikan. Dia mencoba merayu dan membujuk Shanty. Akhirnya pertahanan diri Shanty ambles.
Perasaan “sisa-sisa” cinta dan hutang jasa pada perhatian Doni selama ia mengalami kebanjiran, membuat Shanty tak kuasa menolak. Mereka jatuh dalam hubungan yang Shanty tadinya sangat hindari. Ironisnya, Doni tidak puas hanya sekali.
Shanty merasa sungguh bersalah, membuka pintu hatinya pada Doni. Karena perasaan bersalah itu menghantuinya, Shanty memutuskan konseling dengan kami. Ia konsultasi empat kali. Akhirnya, dengan tekad baru demi keharmonisan rumah tangga dan kebaikan ketiga anak anaknya yang sudah remaja, dia akhirnya memberanikan diri menolak bertemu Doni. Meski terlambat, Shanty selamat.
Kasus 2: CLBK yang ditolak
Seorang sahabat saya mendadak mendapat SMS bertubi-tubi dari mantan pacarnya. Kekasihnya 10 tahun lalu. Mereka sempat menjalin hubungan. Hanya saja sahabat saya, sebut saja namanya petra, sudah beristri dan punya anak tiga.
Mantan pacarnya juga sudah bersuami. Dalam sms-nya mengajak Petra ngopi bareng. Sahabat saya ini lalu SMS : ”Bang Jul, mantan pacar saya ngajak ketemuan. Terus terang dia sangat suka kepada saya. Tapi saya yang mutusin karena saya merasa lebih cocok dengan istri saya sekarang. Apa pendapat Bang Jul?”
Saya justru mengembalikan pertanyaan itu pada sahabat saya: ” Lha, menurut Anda sendiri bagaimana? Perasaan Anda ?”
Petra lalu menjawab: ” waduh, saya ini pria normal. Saya juga pernah mencintai dia. Kalau dia nanti macam macam, khawaatirnya aku bisa-bisa jatuh…”
Karena sobat saya sendiri ragu, saya membalas smsnya begini:
” Kawan, kalau tidak ada yang urgen, lebih baik TIDAK!”
Petra akhirnya memenuhi saran saya, dia menolak keinginan mantan pacarnya untuk bertemu meski sekedar ngopi. Dia berani berkata tidak. Selamat deh.
Kiat Atasi CLBK
1. Jika perasaan cinta anda masih ada, usahakan tidak membangun komunikasi lagi dengan mantan pacar Anda. Apalagi jika ada satu atau keduanya sedang punya konflik rumah tangga. Perasaan kasihan bisa menjebak anda nantinya.
2. Jika mendadak bertemu dengan mantan Anda dalam sebuah reuni atau di FB, sharingkan pada pasangan Anda. Supaya istri atau suami Anda ikut memantau perkembangan usai pertemuan yang tidak disengaja itu
3. Terbukalah soal HP atau sandi FB anda dengan pasangan. Jangan ada yang Anda sembunyikan. Ini akan sangat membantu Anda jika anda sedang tergoda CLBK. Sebab dengan bantuan pasangan, Anda lebih baik menghadapi godaan tersebut
4. Usahakan setiap masalah atau konflik Anda dengan pasangan diselesaikan sesegera mungkin. Peganglah prinsip ini: ” sebelum matahari terbenam, atau sebelum tidur saya akan selesaikan masalah emosi atau apapun dengan pasangan saya”
5. Jika mantan anda yang mulai membuka diri, sejak awal jangan berikan kesempatan. Beranilah dengan tegas menolak. Peganglah prinsip ini: berkata ya di atas ya, tidak di atas tidak.
6. Buang dan atasi fenomena “savior sindrome” (perasaan saya harus menolong), khususnya saat mantan anda beri kabar bahwa dia sakit. Anda tidak punya keharusan menolong (langsung). Jika terpaksa anda membantu usahakan lewat pasangan atau sahabat Anda. Pasangan pun Anda harus tahu. Hilangkan sok berjiwa “malaekat”. Tidak ada gunanya.
Semoga saja sharing kasus dan tip ini berguna bagi keselamatan pernikahan kita. Sebab yang kita mau lindungi bukan hanya pernikahan kita, tetapi keturunan anak-cucu kita.
KompasHealth
Jangan Lupa Share Kiat Atasi "CLBK" ke Temenmu :)
0 comments:
Posting Komentar
Mohon laporkan apabila ada gambar rusak, link mati atau salah penulisan sumber di kolom komentar dibawah ini.