Kamis, 05 April 2012

Bagi Pasien Serangan Jantung, Nyawa Berkurang 10 Persen Tiap Menit


img

Jika pedagang menganggap waktu adalah uang, maka pasien serangan jantungakan mengganggap waktu adalah nyawa. Pertolongan harus segera diberikan dalam 10 menit, sebab setiap ada 1 menit yang terbuang maka peluangnya untuk bertahan hidup berkurang sebanyak 10 persen.

Risiko kematian akibat serangan jantung yang terlambat mendapat pertolongan tidak bisa dianggap remeh. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 700 pasien serangan jantung meninggal setiap hari karena tidak segera mendapat penanganan gawat darurat yang memadahi.

"Di bawah 5 menit, peluangnya masih tinggi untuk bisa terselamatkan. Ibaratnya tiap menit, peluangnya berkurang 10 persen jadi kalau 10 menit ya 100 persen," kata dr Krishnajaya, MS, ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) usai seminar Increasing Layperson CPR and Defibrilation di Hotel Borobudur, Rabu (4/4/2012).

Meski pertolongan yang paling memadahi hanya bisa diperoleh di rumah sakit, dr Krishna menilai peluang hidup pasien serangan jantung bisa lebih lama jika alat-alat life saving tersedia di tempat-tempat umum seperti bandara dan pusat perbelanjaan. Ia mengalami sendiri, 18 hari yang lalu sahabatnya meninggal karena serangan jantung di lapangan golf dan sayangnya di tempat itu tidak tersedia peralatan live saving.

Namun menurut dr Krishna, ketersediaan alat-alat Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) atau defibrilasi jantung juga tidak akan berguna kalau tidak bisa dioperasiokan oleh orang awam. Karenanya dr Krishna menilai, sosialisasi dan edukasi juga perlu dilakukan terkait cara-cara mengoperasikan alat-alat life saving dalam menghadapi kasus serangan jatung.

Sosialisasi semacam itu bukan tidak pernah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sejak sekitar tahun 2000, Kemenkes telah menerbitkan buku panduan teknis untuk menangani kasus gawat darurat yang ditujukan untuk orang awam, namun diakui sosialisasinya masih lemah.

"Bukunya sudah ada, tapi memang masih butuh sosialisasi lagi. Masuk kurikulum anak sekolah saya pikir juga bagus sebab ada banyak kebiasaan yang memang harus dibiasakan sejak kecil, misalnya cuci tangan. Tapi untuk life saving bagi serangan jantung, Kemenkes belum berpikir untuk memasukkannya ke kurikulum anak sekolah," kata dr drg Nurshanty Andy Sapada, sekretaris Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes.



DetikHealth


Jangan Lupa Share Bagi Pasien Serangan Jantung, Nyawa Berkurang 10 Persen Tiap Menit ke Temenmu :)
Share/Bookmark

Baca Juga :

0 comments:

Posting Komentar

Mohon laporkan apabila ada gambar rusak, link mati atau salah penulisan sumber di kolom komentar dibawah ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More