Untuk menghadapi persaingan global, raksasa internet Google tentunya selalu melakukan pengembangan agar tidak tertinggal. Perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) ini pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ide pengembangan bisa datang darimana saja, termasuk dari pegawai tingkat paling rendah sekalipun.
Berbagai inovasi terbaru yang pernah dilakukan Google tidak didapat secara instan. Google memiliki sebuah tempat yang dinamakan Google Labs, tempat dimana banyak aplikasi dikembangkan didalamnya. Para peneliti tersebut mencoba mendekatkan diri pada end user , kemudian prototype project di taruh di Google Labs. Langkah akhirnya adalah end user memberi feedback kepada Google.
Setelah sukses dengan Google Glasses atau Google Project Glass, kini Google telah berhasil menciptakan 'otak buatan' dari 16.000 prosesor komputer dan menghubungkannya dengan koneksi internet. Tim yang dipimpin oleh master programmer kebanggaan Google, Jeff Dean, ini menggunakan susunan 16.000 prosesor untuk menciptakan jaringan syaraf seperti otak dengan lebih dari miliaran koneksi.
Sebuah percobaan pun dilakukan oleh Google untuk menguji kemampuannya. 'Otak buatan' ini diberikan video acak yang diambil dari 10 juta video YouTube dan membiarkan otak buatan tersebut bekerja dengan sendirinya. Hasil yang didapatkan adalah mesin fokus pada gambar kucing.
Sebuah percobaan pun dilakukan oleh Google untuk menguji kemampuannya. 'Otak buatan' ini diberikan video acak yang diambil dari 10 juta video YouTube dan membiarkan otak buatan tersebut bekerja dengan sendirinya. Hasil yang didapatkan adalah mesin fokus pada gambar kucing.
"Kami tidak pernah memberitahu mesin bahwa ini adalah kucing. Pada dasarnya, ini adalah penemuan konsep seekor kucing oleh mesin tersebut," kata Dean seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (26/6/2012).
Dijelaskan dalam makalah penelitiannya, hasil eksperimen Dean dan timnya memperlihatkan bahwa sangat mungkin untuk melatih mesin pendeteksi wajah tanpa harus memberi label konten, memberitahukan apakah ini gambar wajah atau bukan.
"Kami juga menemukan bahwa jaringan yang sama sangat sensitif terhadap konsep lain yang lebih tinggi seperti 'wajah kucing' dan 'tubuh manusia'," tambah Dean. Tim peneliti kemudian melatih jaringan mereka untuk mendapatkan 15,8 persen akurasi dalam mengenali 20.000 kategori objek dari ImageNet.
'Otak' komputer ini dirakit di laboratorium Google X yang menjadi salah satu gudang ide raksasa internet tersebut. Laboratorium ini berlokasi di kantor pusat Google di Mountain View, California yang dikenal dengan sebutan Googleplex.
Para peneliti di Google diberikan kebebesan untuk bereksperimen dan bekerja dalam sebuah proyek, meski pada akhirnya proyek tersebut tidak digunakan. Misalnya saja, mengkoneksikan kulkas dengan internet yang secara otomatis akan memesan bahan makanan yang telah habis.
Bahkan, ada juga hasil proyek yang terlihat seperti iseng-iseng saja seperti alat makan yang terkoneksi dengan jejaring sosial. Jelas terlihat bahwa Google tidak membunuh sebuah project yang dirasa kurang sukses, tetapi mengubahnya dan mengkombinasikan dengan hal-hal lain.
Sumber : OktoMagazine.com