Contohnya saja pada perhelatan Olimpiade London 2012. Selama dua pekan lebih, laman muka mesin pencari menyuguhkan lambang Google dengan tema Olimpiade. Latar, bentuk tulisan, serta lambang yang tertera di Google berhubungan dengan pertandingan akbar itu. Begitu juga waktu peringatan hari kelahiran Mark Twain, penulis novel The Adventures of Tom Sawyer. Atau hari bersejarah lainnya.
Lalu, siapa yang mencorat-coret laman muka Google sedemikian rupa? Mereka adalah tim Google Doodle: Michael Lopez, Ryan Germick, Susie Sahim, Jennifer Hom, serta Dennis Hwang.
Kata Jennifer Hom, kreativitas Google Doodle merupakan usaha mereka membuat laman pencari lebih humanis. Sehingga pengunjung datang tak cuma guna melakukan pencarian saja. Tapi juga bermain atau berinteraksi dengan si mesin.
Untuk membuat Google Doodle, tim kreatif tak menutup masukkan dari pelbagai lini. Siapa saja boleh memberikan usul. "Proses penampilan Google Doodle sangatlah demokratis," ujar Hom di BBC News.
Sejumlah doodle ditampilkan tim kreatif dengan menggunakan peralatan digital. Tapi kata Hom, beberapa tampilan lainnya dimunculkan dengan penggambaran manual, dibuat di atas kanvas. "Dan semua ide itu muncul dari saran kantor cabang Google di pelbagai negara," kata Hom.
Menurut pemimpin tim kreatif, Ryan Germick, rancangan Google Doodle tak terbatas pada kemajuan teknologi saja. Para pendesain juga berpaku pada seni, desain grafis, serta hiburan. Dan semua itu hanya dibatasi oleh garis tipis. Dan semua itu bertujuan untuk memberikan kesenangan pada pengunjung laman pencari.
"Google Doodle bukanlah soal kami, melainkan tentang budaya pada Google," ujat Germick.
Sumber : Tempo.co
Baca juga : Mengenang Pelopor Foto Jurnalistik di Google Doodle.