Afiqa. |
“Afiqa…” sapa salah seorang gadis cilik dari balik pintu. Pemilik nama Afiqa itu pun menjawab sapaan tersebut dengan riang gembira. Meski tampak sederhana, adegan dari sebuah iklan produk makanan ini sukses menarik perhatian masyarakat.
Tak sedikit yang menjadikan kata-kata dalam iklan tersebut sebagai guyonan dan bahkan membuat video parodi. Afiqa, sang bintang iklan pun menjadi perbincangan hangat, utamanya di kalangan ibu-ibu.
Wajah Afiqa yang imut dan cantik dengan mudah membuat masyarakat jatuh hati pada sosoknya. Oleh karena itu kemanapun Afiqa pergi, orang ramai memanggil namanya dan tak sedikit pula yang berusaha mencubit pipi gadis cilik kelahiran 6 Januari 2006 itu.
Di usianya yang kini sudah menginjak 6 tahun, nama Afiqa kian melambung. Wajahnya tak hanya bisa ditemui di iklan saja, melainkan sudah merambah ke film layar lebar. Selain itu, gadis cilik keturunan Padang, Aceh, dan Manado tersebut juga menjajal dunia tarik suara.
Lain Afiqa, lain pula Nizam. Wajah bocah laki-laki kelahiran 15 Januari 2005 ini kerap wara-wiri di layar kaca. Selain menjadi bintang sinetron, Nizam yang keturunan Sunda, India, dan Pakistan ini juga aktif sebagai presenter.
Tubuhnya yang gempal dan sosoknya yang selalu ceria berhasil menarik simpati masyarakat. Gayanya yang ceplas-ceplos saat membawakan acara juga tak jarang mengundang tawa.
Afiqa dan Nizam adalah dua contoh seleb anak di Tanah Air saat ini yang meraih popularitas di usia muda. Fenomena anak terjun ke dunia hiburan sendiri sesungguhnya bukan hal yang asing lagi. Di era 1970-an, kita mengenal sosok Adi Bing Slamet atau Ira Maya Sopha. Sementara di era 1990-an, kita mengenal sosok Agnes Monica dan Eno Lerian.
Meski demikian, kehadiran anak-anak di industri hiburan juga sudah sejak lama menuai kritikan dari sejumlah pihak. Tak jarang yang menyebut bahwa anak-anak tersebut dieksploitasi dan harus kehilangan masa kecilnya.
Menanggapi hal ini, ibunda Afiqa, Dina Erwin Estaria menyatakan setiap orang berhak untuk berpendapat. Namun, ia sendiri menolak jika dikatakan mengeksploitasi sang buah hati.
“Menurut saya kalau disebut eksploitasi anak, nggak juga ya. Karena itu kan anak yang suka. Kalau mau ambil job, orang pertama yang saya tanyakan itu anaknya,” ujar Dina.
Tak sedikit yang menjadikan kata-kata dalam iklan tersebut sebagai guyonan dan bahkan membuat video parodi. Afiqa, sang bintang iklan pun menjadi perbincangan hangat, utamanya di kalangan ibu-ibu.
Wajah Afiqa yang imut dan cantik dengan mudah membuat masyarakat jatuh hati pada sosoknya. Oleh karena itu kemanapun Afiqa pergi, orang ramai memanggil namanya dan tak sedikit pula yang berusaha mencubit pipi gadis cilik kelahiran 6 Januari 2006 itu.
Di usianya yang kini sudah menginjak 6 tahun, nama Afiqa kian melambung. Wajahnya tak hanya bisa ditemui di iklan saja, melainkan sudah merambah ke film layar lebar. Selain itu, gadis cilik keturunan Padang, Aceh, dan Manado tersebut juga menjajal dunia tarik suara.
Lain Afiqa, lain pula Nizam. Wajah bocah laki-laki kelahiran 15 Januari 2005 ini kerap wara-wiri di layar kaca. Selain menjadi bintang sinetron, Nizam yang keturunan Sunda, India, dan Pakistan ini juga aktif sebagai presenter.
Tubuhnya yang gempal dan sosoknya yang selalu ceria berhasil menarik simpati masyarakat. Gayanya yang ceplas-ceplos saat membawakan acara juga tak jarang mengundang tawa.
Afiqa dan Nizam adalah dua contoh seleb anak di Tanah Air saat ini yang meraih popularitas di usia muda. Fenomena anak terjun ke dunia hiburan sendiri sesungguhnya bukan hal yang asing lagi. Di era 1970-an, kita mengenal sosok Adi Bing Slamet atau Ira Maya Sopha. Sementara di era 1990-an, kita mengenal sosok Agnes Monica dan Eno Lerian.
Meski demikian, kehadiran anak-anak di industri hiburan juga sudah sejak lama menuai kritikan dari sejumlah pihak. Tak jarang yang menyebut bahwa anak-anak tersebut dieksploitasi dan harus kehilangan masa kecilnya.
Menanggapi hal ini, ibunda Afiqa, Dina Erwin Estaria menyatakan setiap orang berhak untuk berpendapat. Namun, ia sendiri menolak jika dikatakan mengeksploitasi sang buah hati.
“Menurut saya kalau disebut eksploitasi anak, nggak juga ya. Karena itu kan anak yang suka. Kalau mau ambil job, orang pertama yang saya tanyakan itu anaknya,” ujar Dina.
Senada dengan Dina, ibunda Nizam, Reshmalia juga menolak jika dikatakan mengeksploitasi anak. Ia mengaku tidak pernah memaksa Nizam. Justru, ujarnya, Nizam sendiri yang kerap bertanya kapan dirinya akan syuting.
“Pokoknya dia itu di lokasi syuting memang senang banget dan dimana saja bisa jadi tempat untuk bermainnya dia,” kata Reshmalia.
Pentingnya Peran Orangtua
Menanggapi anak-anak yang sudah menjadi seleb di usia muda, Psikolog Anak Seto Mulyadi berpendapat hal tersebut tidak menjadi masalah. Asalkan aktivitas itu membuat anak senang.
“Anak menyadari banyak uang, tentunya akan dapat memberi anggapan mudah untuk mencari uang. Untuk itu, orangtua tak perlu memberitahukan jumlah penghasilan si anak,” ujar pria yang akrab disapa Kak Seto ini.
Meski demikian ia menekankan pentingnya untuk tetap memenuhi hak anak, yakni hak tumbuh dan berkembang. Bakat anak, ujarnya, juga perlu dikembangkan secara optimal.
“Prinsipnya adalah demi menjaga kepentingan terbaik bagi anak. Kedua adalah hak perlindungan. Anak tidak boleh dijadikan eksploitasi ,” ucapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak ini juga mengingatkan, penghasilan anak hendaknya menjadi nomor dua. Jika anak tak mau syuting lebih baik tidak dipaksakan. Oleh karena itu, ujarnya, diperlukan kerjasama yang baik antara orangtua dan sutradara mengenai kondisi anak.
“Saat sedang bekerja harus tergantung pada mood anak. Karena anak yang bekerja, tempat kerjanya juga akan menjadi tempat bermainnya,” kata Kak Seto.
Sumber : VIVAlife
“Pokoknya dia itu di lokasi syuting memang senang banget dan dimana saja bisa jadi tempat untuk bermainnya dia,” kata Reshmalia.
Pentingnya Peran Orangtua
Menanggapi anak-anak yang sudah menjadi seleb di usia muda, Psikolog Anak Seto Mulyadi berpendapat hal tersebut tidak menjadi masalah. Asalkan aktivitas itu membuat anak senang.
“Anak menyadari banyak uang, tentunya akan dapat memberi anggapan mudah untuk mencari uang. Untuk itu, orangtua tak perlu memberitahukan jumlah penghasilan si anak,” ujar pria yang akrab disapa Kak Seto ini.
Meski demikian ia menekankan pentingnya untuk tetap memenuhi hak anak, yakni hak tumbuh dan berkembang. Bakat anak, ujarnya, juga perlu dikembangkan secara optimal.
“Prinsipnya adalah demi menjaga kepentingan terbaik bagi anak. Kedua adalah hak perlindungan. Anak tidak boleh dijadikan eksploitasi ,” ucapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak ini juga mengingatkan, penghasilan anak hendaknya menjadi nomor dua. Jika anak tak mau syuting lebih baik tidak dipaksakan. Oleh karena itu, ujarnya, diperlukan kerjasama yang baik antara orangtua dan sutradara mengenai kondisi anak.
“Saat sedang bekerja harus tergantung pada mood anak. Karena anak yang bekerja, tempat kerjanya juga akan menjadi tempat bermainnya,” kata Kak Seto.
Sumber : VIVAlife