Namun, kejadian tak diduga terjadi saat melintasi Trans-Atlantik, menuju Islandia. Kapal milik Rusia itu terperangkap badai di sebuah lokasi paling misterius dan dianggap angker di lautan: Segitiga Bermuda.
Kepada situs media Rusia, Itar-Tass, juru bicara ekspedisi, Anna Subbotina mengungkapkan, kondisi cuaca buruk di tempat yang memiliki reputasi menakutkan bagi sebagian pelaut, mencegah Scorpius mencapai tujuan berikutnya.
"Kapal pesiar itu tersambar petir di tengah badai kencang yang melanda pada Jumat 13 Juli 2012," kata Subbotina. Akibatnya, hampir semua sistem navigasi tak berfungsi, rusak.
Dalam kontak radio Senin lalu, Kapten Kapal, Sergei Nizovtsev mengatakan, setelah diterjang badai, peralatan kapal dan telepon satelit masih bisa beroperasi, meski mengalami gangguan. Sementara koneksi internet terputus sama sekali. Kabar baiknya, semua kru selamat dalam insiden itu.
"Angin kencang secara acak mengubah kecepatan dan arahnya," kata Nizovtsev. "Angin juga menciptakan pusaran air di beberapa titik di lautan."
Kadang-kadang arus balik memperlambat laju kapal, nyaris tak bergerak. "Bahkan mesin yang digeber dengan kecepatan penuh tak banyak membantu," tambah Kapten Nizovtsev.
GLONASS, satu-satunya sistem navigasi yang masih berfungsi di Scorpius menunjukkan koordinat keberadaan kapal, yakni 27 derajat 9 menit lintang Utara dan 64 derajat 50 menit bujur Barat.
Saat insiden terjadi, Nizovtsev mengatakan, tak ada kepanikan berlebih dalam kapal. Para kru, dia mengatakan, "tak percaya soal takhayul tentang kapal dan pesawat yang hilang misterius di Segitiga Bermuda."
Meski demikian, ia mengakui para kelasi melihat fenomena aneh di atmosfer selama badai menerjang 13 Juli lalu: awan vertikal yang menjulang dari air seperti dinding kabut. Juga lingkaran cahaya raksasa yang muncul dan kemudian menghilang di atas lautan.
Misterius?
Tak ada nama Segitiga Bermuda dalam peta resmi. Ia hanya wilayah laut dalam garis imajiner yang menghubungkan tiga wilayah: Bermuda, Puerto Riko, dan Miami.
Di kalangan para pelaut, wilayah itu terkenal dengan kondisi cuacanya yang kompleks, dapat berubah sewaktu-waktu. Meski tak bisa dipastikan kapan cuaca akan berubah, ada sejumlah pertanda yang bisa dibaca: suhu turun dengan tajam, angin kencang, dan badai kuat.
Ada banyak kapal dan pesawat yang hilang di wilayah itu. Salah satunya kesatuan Penerbang 19 pada 5 Desember 1945 pukul 14.10 waktu setempat. Dilaporkan enam pesawat dan 27 orang hilang secara misterius.
Juga peristiwa hilangnya kapal induk USS Cyclops pada 1918, yang hingga saat ini jadi misteri terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat.
Berbagai macam dugaan aneh muncul, ada yang mengatakan alien yang bersembunyi di bawah lautan, portal ke dimensi lain, gas methan, lokasi Atlantis yang hilang, hingga rumah iblis, Dajal.
Namun, spekulasi liar itu dibantah oleh para ilmuwan, termasuk Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Sumber : VIVAnews