Cody James. |
Cody James (13 bulan) terlahir dengan Moebius syndrome yang mempengaruhi 2 dari 1 juta anak di dunia. Kondisi ini terjadi saat lahir dan mempengaruhi saraf kranial, yang membuat penderitanya tak bisa mengerakkan otot wajah.
Cody tak pernah bisa tersenyum, menangis atau cemberut. Ia bahkan harus memutar matanya agar tetap lembab karena Cody bahkan tak bisa berkedip.
"Hanya ada 124 anak yang mengalami kondisi ini di Inggris. Dia sangat pintar dan hebat. Tapi hatiku hancur karena tidak akan pernah melihat putraku tersenyum padaku," jelas orangtuanya Kim Eastwell dan Talan James, dari Helston, Cornwall, Inggris, seperti dilansir Dailymail, Jumat (1/6/2012).
Kedua orangtuanya merasa panik ketika Cody lahir karena ia sama sekali tidak menangis atau berteriak. Beberapa saat kemudian saraf wajahnya tidak membaik, dia juga tak bisa tersenyum.
Dokter memberitahu bahwa Cody mengalami kerusakan saraf dan didiagnosis dengan sindrom yang tak tersembuhkan.
"Cody tidak duduk atau merangkak, tapi dia roll dan memiliki kepribadian yang usil. Bahkan meskipun ia tidak tersenyum, kami semua tahu dia senang dengan keusilannya. Dia membuat kemajuan yang begitu banyak," jelas ibunya Eastwell.
Eastwell dan James kini bertekad untuk membantu anak-anak lain dengan Moebius syndrome dengan menyumbangkan uang untuk penelitian kondisi langka tersebut.
Sindrom Mobius (juga dieja Moebius) adalah kelainan bawaan neurologis yang dicirikan oleh kelumpuhan wajah dan ketidakmampuan untuk menggerakkan mata. Kebanyakan penderita sindrom Möbius dilahirkan dengan wajah lengkap tapi tidak dapat menutup mata serta tidak memiliki ekspresi wajah.
Kebanyakan orang dengan sindrom Mobius memiliki kecerdasan normal, meskipun ekspresi wajah mereka nampak kelihatan bodoh.
Bayi dengan gangguan ini dapat diidentifikasi pada saat kelahiran dengan wajah mirip topeng yang terdeteksi pada saat menangis atau tertawa. Bayi juga tidak mampu untuk menghisap saat menyusu. Selain itu penderita tidak mampu melirik, sebagai gantinya memalingkan mukanya.
Gejala lain yang kadang-kadang terjadi adalah kelainan dinding dada, kesulitan bernafas dan atau menelan, serta kesulitan berkedip.
Belum ditemukan pengobatan khusus untuk sindrom ini. Sampai kini pengobatan hanya ditujukan untuk meringankan gejala. Jika bayi mengalami sindrom ini sebaiknya dibantu dengan botol khusus supaya tetap mendapat asupan gizi.
Sumber : DetikHealth