Sebagaimana dilansir BBC News, Selasa (25/9/2012), kemacetan parah di Sao Paulo bahkan bisa mencapai 118 mil atau setara dengan 189 kilometer.
Antrean kendaraan yang sangat panjang tersebut, bukanlah isapan jempol. Lantaran Brazil dikategorikan sebagai kota dengan beberapa masalah kemacetan terburuk di dunia. Seorang insinyur lalu lintas setempat mengatakan, di hari yang paling sibuk, kemacetan tersebut bisa mencapai 118 mil.
Saat kemacetan terjadi, sejauh mata memandang hanya tampak deretan lampu rem yang menyala berkedip - kedip. Para pengendara terpaksa memperlambat laju kendaraan, hingga berhenti sama sekali. Hal ini bisa terjadi hingga berjam - jam lamanya. "Ini seperti sebuah lautan kendaraan," kata pengguna jalan, Fabiana Crespo yang membawa serta anaknya yang masih berusia 10 bulan.
Ia sendiri tinggal di bagian selatan Sao Paulo, sedangkan tempat kerjanya berada di sisi kota lainnya. Kemacetan itu hampir setiap hari ia alami di kota berpenduduk 11 juta orang tersebut. "Kami sudah seperti budak lalu lintas saja, tampaknya kita harus merencanakan kehidupan secara lebih baik lagi," tambahnya.
Kondisi ini, setidaknya telah memaksa satu buah stasiun radio setempat untuk memberitakan kondisi lalu lintas tanpa henti. Mereka memantau jalanan selama 24 jam dan tujuh hari dalam seminggu. Mereka mencoba memberikan informasi lalu lintas terus - menerus atau secara real time. Mereka juga menyajikan infirmasi rute - rute alternatif secara ekslusif tanpa henti. Wajar saja jika Sul America Traffic Radio ini mengalami ledakan pendengarnya sejak pertama kali mengudara sekitar tujuh tahun yang lalu.
Nah bagaimana jika sang reporter pun terjebak dalam kemacetan? Stasiun radio ini akan menurunkan helikopter untuk menggantikan reportase yang dilakukan oleh wartawan. Bagaimana pun informasi tersebut menjadi sangat berharga di tempat ini. "Saya sudah bekerja sejak pertama kali radio ini mengudara, dan saya bisa simpulkan bahwa kemacetan terus - menerus bertambah parah seiring dengan pertumbuhan kendaraan yang juga terus meningkat," ungkap Victoria Ribeiro, reporter Sul America Traffic Radio.
Di tempat ini, industri mobil memang mengalami peningkatan cukup tajam bahkan mencapai rekor pada dekade sebelumnya. Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk yang kemudian beralih kelas dan mampu membeli kendaraan roda empat.
Selain itu, mobil di Sao Paulo memiliki simbol tertentu. Mobil menyediakan alat transportasi alternatif, sementara di saat bersamaan, mereka dihadapkan dengan sistem transportasi publik yang kacau. Mobil juga menjadi simbol kelas yang menandakan pemiliknya berasal dari kalangan menengah ke atas.
Meskipun pertumbuhan industri kendaraan ini terbukti telah meningkatkan perekonomian, namun pertumbuhan industri ini juga terbukti telah menjadikan Sao Paulo sebagai kota lautan kendaraan. "Kondisi ini seperti layaknya peperangan, karena ketika terjadi kemacetan, masing - masing pengguna jalan menjadi begitu egois dan mementingkan dirinya sendiri," tambah Ribeiro.
Jika hal itu menjadi masalah bagi mereka yang menggunakan jalan raya, maka lain halnya dengan yang dilakuka para pebisnis kelas atas. Mereka memiliki banyak pilihan ketika hendak bepergian ke daerah lain. Satu diantaranya yakni dengan menggunakan helikopter. Di tempat ini, industri helikopter juga menunjukan peningkatan tajam. Setidaknya ada dua hal yang memicu terjadinya peningkatan tersebut, yakni sistem transportasi jalan raya yang buruk serta ketakutan mereka akan terjadinya tindakan kriminal.
Sumber : TribunJogja.com
Baca juga : 10 Kota dengan Lalu Lintas Terburuk di Dunia