Paris - Wisatawan mungkin mencintai Prancis karena fenomenalnya Menara Eiffel yang menjulang tinggi atau Louvre yang romantis. Tapi tidak penduduk asli negara itu. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Skyscanner mengungkapkan bahwa Prancis telah dipilih oleh 1.200 responden sebagai bangsa paling kasar di dunia.
Orang Prancis mengambil bagian terbesar, 19 persen, karena gaya bicara warganya yang terkenal "kasar dan menjawab sepotong-sepotong". Demikian penjelasan mereka dalam sebuah siaran pers.
Rusia duduk di peringkat kedua dengan 17 persen, sedangkan Inggris pada posisi ketiga dengan 10 persen.
China muncul pada urutan keempat dalam daftar ini, yang teratas di Asia. Tapi website mengaitkan peringkat perbedaan budaya lebih dari kekasaran sesungguhnya.
Contohnya, "Warga Rusia terlalu blakblakan ketika berbicara, yang dapat disalahartikan sebagai kasar," ujar Tatiana Danilova, manajer pemasaran Skyscanner untuk wilayah Rusia.
"Bahasa Rusia tidak sesopan bahasa Inggris, sehingga ketika diterjemahkan langsung dari Rusia ke Inggris dapat terdengar kasar untuk seorang yang berbicara dalam bahasa Inggris. Bahkan jika mereka tidak bermaksud untuk itu," katanya.
Di sisi lain, "Rusia cenderung mempertimbangkan orang Inggris sebagai sangat sopan karena cara mereka berbicara," katanya.
Manajer pemasaran Skyscanner untuk Cina, Yi Bao, memberikan contoh lain untuk mendukung teori perbedaan budaya ini. Dia mengatakan, sementara mengantre sudah dianggap sebagai norma sosial di Barat, itu bukan perilaku umum bagi orang Cina. "Sikap tak mau antre bisa ditafsirkan sebagai bersikap kasar oleh wisatawan internasional," katanya.
Sumber : Tempo
Orang Prancis mengambil bagian terbesar, 19 persen, karena gaya bicara warganya yang terkenal "kasar dan menjawab sepotong-sepotong". Demikian penjelasan mereka dalam sebuah siaran pers.
Rusia duduk di peringkat kedua dengan 17 persen, sedangkan Inggris pada posisi ketiga dengan 10 persen.
China muncul pada urutan keempat dalam daftar ini, yang teratas di Asia. Tapi website mengaitkan peringkat perbedaan budaya lebih dari kekasaran sesungguhnya.
Contohnya, "Warga Rusia terlalu blakblakan ketika berbicara, yang dapat disalahartikan sebagai kasar," ujar Tatiana Danilova, manajer pemasaran Skyscanner untuk wilayah Rusia.
"Bahasa Rusia tidak sesopan bahasa Inggris, sehingga ketika diterjemahkan langsung dari Rusia ke Inggris dapat terdengar kasar untuk seorang yang berbicara dalam bahasa Inggris. Bahkan jika mereka tidak bermaksud untuk itu," katanya.
Di sisi lain, "Rusia cenderung mempertimbangkan orang Inggris sebagai sangat sopan karena cara mereka berbicara," katanya.
Manajer pemasaran Skyscanner untuk Cina, Yi Bao, memberikan contoh lain untuk mendukung teori perbedaan budaya ini. Dia mengatakan, sementara mengantre sudah dianggap sebagai norma sosial di Barat, itu bukan perilaku umum bagi orang Cina. "Sikap tak mau antre bisa ditafsirkan sebagai bersikap kasar oleh wisatawan internasional," katanya.
Sumber : Tempo